Membentuk kebiasaan makan sehat tidak terjadi secara instan, melainkan melalui proses pembelajaran yang konsisten sejak usia dini. Anak-anak belajar dengan meniru, sehingga contoh dari orang tua menjadi faktor utama dalam menciptakan kebiasaan baik. Ketika orang tua menunjukkan antusiasme terhadap makanan sehat seperti sayur, buah, dan makanan rumahan, anak lebih mudah mengikutinya. Suasana makan yang positif — tanpa paksaan, ancaman, atau tekanan — juga membantu anak menikmati proses makan dan menghargai makanan bergizi.
Salah satu kunci keberhasilan adalah mengenalkan berbagai jenis makanan sejak dini. Variasi rasa, tekstur, dan warna pada makanan membuat anak lebih tertarik mencoba hal baru. Penelitian menunjukkan bahwa anak mungkin perlu mencicipi makanan baru hingga sepuluh kali sebelum benar-benar menyukainya, jadi kesabaran orang tua sangat dibutuhkan. Hindari memberi hadiah atau hukuman terkait makanan karena dapat membuat anak mengasosiasikan makanan dengan emosi, bukan kebutuhan tubuh.
Selain itu, melibatkan anak dalam proses menyiapkan makanan adalah strategi yang efektif. Anak yang membantu mencuci sayuran, mengaduk adonan, atau menata meja cenderung lebih bersemangat untuk mencoba hasil kreasinya. Kegiatan ini tidak hanya menumbuhkan rasa tanggung jawab, tetapi juga meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya makanan bergizi. Dengan menciptakan hubungan positif antara anak dan makanan sejak dini, kebiasaan makan sehat akan terbentuk secara alami dan bertahan hingga dewasa.
